KOLABORASI MENUJU ALAM YANG LESTARI: Edukasi dan Konservasi Vegetasi

Penulis : Taryana

Introduksi

Lingkungan alam adalah aset berharga yang perlu dijaga dan dilestarikan agar dapat memberikan manfaat jangka panjang bagi kehidupan manusia dan keberlangsungan ekosistem. Salah satu isu penting dalam konservasi lingkungan adalah perlunya penanggulangan bencana alam yang semakin sering terjadi akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia yang kurang ramah lingkungan. Penanggulangan bencana alam tidak hanya mencakup tanggap darurat, tetapi juga langkah-langkah pencegahan, seperti konservasi alam yang berfokus pada pemeliharaan dan pelestarian ekosistem. Konservasi lingkungan merupakan suatu upaya yang penting untuk mempertahankan kelestarian alam dan ekosistem serta mencegah kerusakan lingkungan yang dapat mengakibatkan berbagai bencana alam.

 

Perkembangan manusia dan pembangunan telah membawa dampak yang signifikan terhadap lingkungan alam, termasuk di tempat wisata bumi perkemahan. Bumi perkemahan merupakan salah satu lokasi yang sering kali dikunjungi oleh manusia untuk memenuhi hasrat kehidupan. Tidak sedikit bumi perkemahan yang bersumber dari panorama alam asli yang terbentuk secara alami maupun adanya bentuk sentuhan dari campur tangan manusia. Mayoritas bumi perkemahan yang mengusung konsep alam tentunya sering kali berada di wilayah yang rentan terhadap bencana alam, terutama jika lokasi tersebut berada di dekat hutan, tebing atau kawasan alam yang memiliki fungsi ekologis penting. Salah satu bumi perkemahan alam yang terkenal di Kabupaten Ciamis adalah Bumi Perkemahan Bukit Baros. Bukit baros merupakan salah satu bumi perkemahan alam yang seringkali dimanfaatkan sebagai bumi perkemahan dengan luas keseluruhan mencapai kurang lebih 15 hektare (Buletin indonesia News, 2023). Bukit Baros secara administratif terletak di Kampung Baros, Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis.

 

Problematika

Seiring perkembangan zaman, Bukit Baros saat ini menghadapi tantangan yang cukup serius dalam menjaga keberlanjutan ekosistemnya akibat proses pembangunan yang tidak terkendali, dampak perubahan iklim yang sulit diprediksi, dan aktivitas manusia yang berlebihan. Secara topografi kontur Bukit Baros yang cukup curam, dengan kemiringan tanah kurang lebih antara 30 – 45°, karena secara geografis terletak di kaki gunung sawal sebelah utara, yang di kelilingi oleh lereng, dimana saat ini sebagian besar dimanfaatkan untuk bumi perkemahan dan terasering dengan pemanfaatan sektor pertanian, dan mirisnya hanya terdapat beberapa pohon yang terhitung jumlahnya yang tumbuh dilereng tersebut, sehingga memiliki potensi yang cukup tinggi untuk terjadinya bencana alam seperti tanah longsor, kekeringan dan bencana lainnya. Selain itu, dilansir dari Weather spark (Spark, 2022) yang bergerak pada penyediaan informasi mengenai cuaca dan iklim, tercatat rata-rata curah hujan per bulan pada bulan basah di Kecamatan Panjalu mencapai 270 mm/bulan, dan rata-rata curah hujan terendah per bulan pada bulan kering tercatat mencapai  30 mm/bulan. Dari data diatas, jika mengacu pada ketentuan dari BMKG, bahwasanya curah hujan pada bulan basah di Kecamatan Panjalu, cukup tinggi, dan curah hujan pada bulan kering sangat rendah, sehingga berpotensi memungkinkan pada suatu waktu akan ada banyak air dan sebaliknya, akan ada masa dimana minimnya tambahan air, dari air hujan.

 

Salah satu bentuk tantangan yang terjadi dari kondisi diatas adalah minimnya vegetasi pada area terasering/lereng bukit yang dapat menimbulkan risiko potensi bencana alam akibat perubahan iklim maupun cuaca yang tidak dapat diprediksi seperti banjir dan tanah longsor, kekeringan dan bencana lainnya yang dapat mengancam keamanan pengunjung, infrastruktur, serta keberlanjutan lingkungan. Peran vegetasi tentunya sangat penting dalam menjaga stabilitas tanah pada khususnya, memperkuat ikatan tanah yang rentan longsor, meminimalisir erosi akibat aliran air yang dapat menyebabkan bencana alam seperti tanah longsor maupun banjir, serta meningkatkan kemampuan tanah dalam menyerap dan menyimpan air sehingga menghindarkan dari potensi kekeringan.

 

Tindakan preventif dan kuratif

Di tengah kesadaran akan pentingnya menjaga ekosistem dan mengurangi dampak bencana alam, serta peningkatan nilai ekonomi yang berkelanjutan di bumi perkemahan Bukit Baros, maka kami hadir sebagai bagian dari Generasi Baru Indonesia atau GenBI yang merupakan komunitas yang terdiri dari mahasiswa/i penerima Beasiswa Bank Indonesia yang berada dibawah naungan Bank Indonesia dengan memiliki tujuan diantaranya sebagai :

  1. Frontliners yaitu mengkomunikasikan kelembagaan dan berbagai kebijakan Bank Indonesia kepada sesama mahasiswa dan masyarakat umum,
  2. Agent of change yaitu menjadi agen perubahan dan role model di kalangan pelajar, mahasiswa, dan masyarakat,
  3. Future leader yaitu menjadi pemimpin masa depan di berbagai bidang dan tingkatan, menginisiasikan bentuk upaya mitigasi bencana alam dan pelestarian lingkungan untuk meningkatkan jumlah vegetasi serta peningkatan ekonomi yang berkelanjutan di Bumi Perkemahan Bukit Baros. Selain itu, juga melaksanakan edukasi terkait pelestarian lingkungan dan edukasi dalam memaksimalkan potensi ekonomi wisata dengan penggunaan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) untuk menunjang percepatan pembayaran dan transaksi keuangan. Dengan memadukan tujuan pelestarian lingkungan dan pengembangan bumi perkemahan secara ekonomi, kegiatan ini diharapkan menjadi langkah konkret dalam menjaga keberlanjutan baik dari aspek ekonomi maupun lingkungan sehingga memberikan dampak positif bagi pengelola wisata, pengunjung serta masyarakat setempat.

 

Dari beragam problematika dan potensi yang ada di Bumi Perkemahan Bukit Baros maka lahirlah kegiatan Concern for Cnservation (Confocon) yang dilaksanakan di Bumi Perkemahan Bukit Baros Desa Ciomas, Kecamatan Panjalu Kabupaten Ciamis pada Minggu, 15 Oktober 2023. Kegiatan Confocon merupakan inisiatif yang lahir dari kepedulian komunitas GenBI terhadap lingkungan dan pariwisata. Berawal dari keinginan untuk memperbaiki kondisi lingkungan dan mengembangkan sektor pariwisata secara berkelanjutan,

 

Kolaborasi

Kegiatan Confocon telah menjadi perhatian utama bagi para pemangku kepentingan di berbagai wilayah. Penanaman pohon, partisipasi dari para pemangku kepentingan, dan peningkatan nilai ekonomi pariwisata merupakan bagian integral dari kegiatan Confocon ini. Beberapa stakeholders yang ikut berpartisipasi dan berkolaborasi mendukung terselenggaranya kegiatan ini, diantaranya Bank Indonesia, Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai Cimanuk Citanduy (BPDAS Cimata), Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BPSILHK) Ciamis, Cabang Dinas Kehutanan Wilayah VII (CDK Wil.VII), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Ciamis (DPKP Ciamis), Badan Promosi Pariwisata Daerah Kabupaten Ciamis (BP2D Ciamis), Pemerintah Desa Ciomas dan Tokoh masyarakat.

 

Konservasi

Model penanaman dan jenis pohon yang ditanam disesuaikan dengan orientasi kegiatan yang tidak hanya berfokus pada konservasi lingkungan, tetapi nilai  ekonomi dan estetika, sehingga dipilih model penanaman agroforestry yang mengusung konsep agroekowisata dengan jenis pohon yang ditanam berupa pohon kluwek/picung, mahoni, durian, pala, mangga, duku, dan alpukat yang seluruhnya berjumlah hampir 230 pohon. Penanaman pohon ini melibatkan partisipasi masyarakat sekitar, sesuai dengan tema kegiatan yaitu “Community Engagement for Conservation: Uniting for a Greener Future”, yang mengusung konsep untuk melibatkan masyarakat dalam segala sesuatu, termasuk konservasi (perbaikan lingkungan), untuk masa depan yang lebih baik.

 

Sosialisasi

Sosialisasi dari para pemangku kepentingan (stakeholders) terkait kegiatan Confocon merupakan bagian integral dalam memastikan kesuksesan dan penerimaan luas terhadap program ini. Bank Indonesia sebagai instansi yang menaungi GenBI, melaksanakan kegiatan sosialisasi berupa pengenalan pembayaran menggunakan sistem digital QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), sehingga mempercepat dan mempermudah transaksi tiket dan UMKM. BPDAS CIMATA bersama dengan DPKP Ciamis berkontribusi dalam menyediakan bibit pohon untuk penanaman dan pentingnya pemanfaatan lahan sebagai sumber ekonomi, CDK Wilayah VII berkontribusi dalam melakukan penyuluhan penanaman pohon dan program yang reboisasi yang sering dilaksanakan, BPSILHK Ciamis melaksanakan sosialisasi mengenai pentingnya melestarikan alam dengan pengurangan penggunaan plastik serta BP2D ciamis yang mendukung dengan mengedukasi pelaku pariwisata terkait peningkatan nilai ekonomi dan pariwisata di Bukit Baros.

Implikasi

  1. Peningkatan Kualitas Lingkungan
  2. Peningkatan Daya Tarik Wisata
  3. Upaya Konservasi
  4. Peningkatan Pendapatan Lokal
  5. Kemudahan Transaksi

Kesimpulan

Dalam artikel ini, dapat disimpulkan bahwa kegiatan Confocon memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan dan pariwisata. Melalui penanaman pohon dan sosialisasi dari stakeholders, kegiatan ini mampu memberikan kontribusi positif dalam menjaga kelestarian alam serta mendorong pertumbuhan industri pariwisata. Dari kegiatan ini diharapkan dapat menjadi landasan untuk pengembangan lebih lanjut dari kegiatan Confocon di masa mendatang, sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara luas baik untuk lingkungan maupun ekonomi pariwisata di wilayah terkait.

Rekomendasi

1.      Pemantauan Lingkungan yang Intensif

2.      Pendidikan Lingkungan yang Terintegrasi

3.      Pengembangan Rute Ekowisata

4.      Kemitraan dengan Komunitas Lokal

 

#Beraksi_Tanami_Lestari_Nikmati

You may also like...

Popular Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *